Apa itu “Endorse” dan salah kaprah penggunaannya

Pernahkah Anda mendengar atau bahkan menggunakan istilah “endorse”?

Sebagian besar pengguna media sosial akan menjawab pernah. Namun berapa banyak yang telah menggunakan kata “endorse” dengan tepat?

Istilah “endorse” atau “endorsement” merupakan salah satu strategi marketing yang marak digunakan di media sosial.

Biasanya, jasa endorsement ditawarkan oleh selebgram yang memiliki ribuan hingga jutaan followers di media sosial.

Tidak hanya follower yang berlimpah, seorang selebgram juga harus memiliki tingkat engagement tinggi. Engagement ini berasal dari jumlah comment dan like dalam postingan mereka.

Dua hal di atas adalah modal para selebgram untuk meningkatkan penjualan sebuah brand melalui jasa “endorse”.

Sayangnya, istilah “endorse” ini sering digunakan secara keliru. Penggunaan bahasa campur aduk ala Anak Jaksel justru menimbulkan kerancuan berbahasa. Simak kalimat berikut.

Dalam bahasa Inggris, “endorse” (v) memiliki arti “mempromosikan” (kkt).
Let me endorse your brand!” sama artinya dengan “Sini, aku promosikan jualanmu!”

Endorsement = Promosi
Meng-endorse = Mempromosikan
Di-endorse = dipromosikan

Mari kita ilustrasikan.

Misalnya, Oprah Winfrey mempromosikan produk pakaian dalam wanita merek Spanx di Instagram. Unggahan itu langsung disukai oleh 100 ribu pengikutnya.

Ini berarti produk Spanx sedang menerima “endorsement” atau promosi.

Jadi, bukan Si Oprah dipromosikan Spanx.

Bagaimana dengan penggunaan “di-endorse?”

Kita gunakan ilustrasi lain.

Suatu saat, Oprah mencalonkan diri menjadi Presiden Amerika. CEO Spanx, Sara Blakely, dan mantan FLOTUS, Michelle Obama mendukung Oprah menjadi Presiden Amerika pada 2020. Keduanya memberikan testimonial/promosi untuk Oprah. Inilah yang disebut Oprah di-endorse.

Inilah pentingnya memahami makna bahasa guna menghindari kerancuan akibat penggunaan bahasa yang campur aduk.

Yuk, berbahasa dengan lebih baik dan cerdas bersama Pruf Ritz! ?

Leave a comment